Tidak.
Banyak orang bilang kita negara yang penuh berkah karena kita bisa menanam hanya dengan menancapkan tongkat kayu ke tanah dan kita memiliki warisan alam dan kebudayaan yang sangat kaya.
Itu bukan keberkahan, itu adalah keberuntungan. Kita beruntung bahwa kita lahir di sini. Kita beruntung orang tua kita lahir, besar dan/atau memilih tinggal di sini. Kita dilahirkan sebagai orang Indonesia sama saja kita menang lotre. Lagi pula, jika penjajahan Belanda tidak mencakupi Sabang hingga Merauke, alam dan kebudayaan Indonesia tidak akan sekaya sekarang.
Itupun juga kita menyia-nyiakan keberuntungan itu.
Pelestarian alam dan kebudayaan kita sangatlah buruk. Alam dengan mudahnya rusak akibat keserakahan manusia dan budaya dengan mudahnya tergerus zaman. Belum lagi korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia yang masih merajalela dan disepelekan oleh khalayak.
Entah kita pura-pura bodoh… atau kita narsis.
Kok bisa-bisanya kita melihat kebobrokan diri sendiri dan menganggap kita jauh lebih pantas diberkahi dibandingkan bangsa-bangsa lain? Memangnya apa saja hal-hal mulia yang hanya bisa dilakukan oleh Indonesia dan tidak bisa dilakukan bangsa-bangsa lain? Memangnya apa andil kita dalam perkembangan akhlak dunia?
Tentu saja, banyak juga negara di dunia yang gagal melestarikan alam dan warisan budaya mereka sendiri. Banyak juga yang gagal menegakkan HAM.
Tetapi, hanya karena negara lain juga jelek, bukan berarti kita bisa seenaknya bilang negara kita bagus. Tahi akan selalu menjadi tahi, meskipun dikelilingi tahi-tahi yang lain.
.
.
.
.
.
Donate to this deadbeat, preachy blogger on Patreon.